Pelantikan dan Pengukuhan DPW Pelantikan Aliansi Relawan Perguruan Tinggi Anti Penyalahgunaan Narkoba Provinsi Aceh Masa Bakti 2019-2021
DPW Artipena Provinsi Aceh Masa Bakti 2019-2021 telah terbentuk dengan Ketua Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng (Rektor Universitas Syiah Kuala Banda Aceh) dan secara resmi telah dilantik pada Senin, 2 April 2019 bertempat Auditorium Lt. 3 Gedung Baru FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Pelantikan dan pengukuhan dilakukan oleh Ketua Harian DPP Artipena Ir. Zainal Arifin, MT mewakili Ketua Umum didampingi oleh Ketua Bidang Organisasi Dr. Suyanto, SE., MM., M.Ak., CA.. Hadir pada acara tersebut antara lain Kepala BNN Brigjen. Pol Drs Faisal Abdul Naser, MH, Staf Pangdam Iskandar, Muda, Kasat Narkoba Polda Aceh, Para Pimpinan Perguruan Tinggi, Dosen dan Mahasiwa. Acara pelantikan berlangsung lancar dan hidmat dihadiri diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran, Solawat Badar, Indonesia Raya,
Mars Artipena dan doa dilanjutkan sambutan–sambutan.
Dalam sambutannya, ketua DPW Artipena Aceh Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng berkomitmen akan mengajak seluruh Perguruan Tinggi di Aceh mewajibkan tes urine bagi calon mahasiswa seperti yg telah dilakukan Unsyiah.
Bagi yg terbukti tidak harus selalu ditolak akan tetapi bisa dilakukan pembinaan terlebih dahulu. Selanjutnya beliau menekankan, perlunya pemerintah memprotek kebutuhan
impor prekursor sesuai kebutuhan farmasi, sebab yang terjadi saat ini tidak masuk akal.
Ketua Harian DPP Artipena Ir Zainal Arifin, MT dalam sambutannya mengajak DPW Artipena
untuk menjalankan organisasi dengan manajemen yg berkualitas dan terukur dengan dukungan seluruh elemen perguruan tinggi agar Artipena menjadi sebuah gerakan nasional untuk imunisasi kampus dari kejahatan Narkoba yg terorganisir.
Namun demikian tanpa dukungan regulasi akan sulit, oleh karena Artipena telah dan akan terus berusaha agar indikator P4GN menjadi instrument BANPT.
Kepala BNNP Aceh Brigjen. Pol Drs Faisal Abdul Naser, MH sangat apresiasi atas terbentuknya
DPW Artiepa dan mengajak kerjasama dan bersinergi, mengingat Aceh tingkat
prevalensinya masih 1,7 % dan menduduki urutan ke 5 rangking nasional. Tidak hanya
ganja akan tetapi sabu sudah mulai marak di Aceh, sehingg Laps setidaknya dihuni oleh 5000
remaja penyalhguna Narkoba. Aceh Timur terdapat 13 titik menjadi pintu masuk
penyelundupan khusunya dari negara tetangga.
Acara diakhir dengan kuliah umum tentang Menghadapi Era Indonesia Emas oleh Ketua
Bidang Organisasi Dr. Suyanto, SE., MM., M.Ak., CA. Selain mengajk mahasiwa menghidari
Narkoba juga dijelaskan bahaya digital disruption. Indonesia tidak akan berhasil mencapai ramalan Price water house jika generasi muda terlibat Narkoba. (ZA)